Page 6 - KESIAPAN SERTIFIKASI PUSTAKAWAN
P. 6
KESIAPAN SERTIFIKASI PUSTAKAWAN, oleh: Titiek Kismiyati (titikis@yahoo.com)
Wednesday, 14 September 2011 05:01
kompetensi, para pustakawan akan memiliki kepercayaan tinggi dalam melakukan penawaran
posisi jabatan atau pekerjaan dengan pihak pengguna. Berbekal sertifikat kompetensi, para
pustakawan juga tidak akan canggung berkomunikasi dengan rekan seprofesi.
2. Lembaga perpustakaan
Bagi lembaga perpustakaan, sertifikasi sangat bermanfaat dalam melakukan rekruitmen
pustakawan. Selama ini jaminan mutu SDM lebih banyak dilakukan melalui sistem ijazah
sekolah atau sertifikasi pelatihan. Hal ini mengakibatkan seseorang lebih suka mengejar gelar
dengan cara instan daripada menambah pengetahuan. Namun pada kenyataannya lembaga
pendidikan masih banyak yang belum dapat dipercaya sebagai penjamin mutu, terbukti
biasanya pengguna tenaga kerja terpaksa melakukan testing sendiri (baik dilakukan sendiri
maupun dengan cara outsourching) terhadap sejumlah besar pelamar, yang
memakan biaya tidak sedikit. Setelah itu masih harus dilakukan pelatihan pendahuluan yang
juga tidak murah biayanya. Hal tersebut juga terjadi di dunia perpustakaan. Pustakawan yang
selesai mengikuti pelatihan pun setelah kembali ke tempat kerja ternyata masih banyak yang
belum menunjukkan peningkatan kemampuan seperti yang diharapkan (Kismiyati, 2008).
Selama ini persyaratan pengalaman kerja selalu menjadi kendala bagi pencari kerja.
Pengalaman sebenarnya bukan jaminan mutu. Pengalaman adalah proksi atau perwakilan
perkiraan kemampuan. Dengan adanya sertifikasi kompetensi yang menjamin kemampuan,
persyaratan pengalaman menjadi kurang relevan lagi. Ke depan, diharapkan dengan adanya
sertifikasi, lembaga perpustakaan tidak sulit mencari pustakawan yang kompeten. Cukup
dengan menyebutkan jenis dan tingkat sertifikasi pustakawan yang dibutuhkan, maka
pustakawan yang dimaksud akan segera didapatkan. Bahkan cukup hanya menyebutkan jenis
dan tingkat sertifikasi pustakawan tersebut.
6 / 15